METHEL = Males.. & Mudah Putus
Methel, dibaca me- seperti pada kata
melihat, dan –thel seperti pada telat , pada dasarnya memiliki dua arti
yang berbeda sesuai dengan konteknya atau dalam pemakaian sehari-harinya. Yang
pertama, kosa kata ini memiliki arti rantas
alias mudah putus atau mudah patah bila digunakan untuk menggambarkan kualitas suatu
benda, sebagi contoh tali, benang, kayu dsb.
Ambil contoh pada
ungkapan berikut ini:
"Benang iki kualitase elek, mangkane methel" (benang ini kualitasnya rendah/jelek, karena itu sering mudah putus)
Sedangkan makna
yang kedua, digunakan atau ditujukan untuk menggambarkan salah satu kharakter manusia.
Artinya sama dengan makna bandel, malas,
ndableg. Untuk kontek ini, methel
biasanya diungkapkan oleh seseorang yang sudah jengkel terhadap orang lain.
Biasanya para orang tua ketika menasehati anak-anaknya, sedangkan anak tersebut
tidak mengindahkannya.
Ambil
contoh pada ungkapan berikut:
"Ancene arek iki wes methel, ndlodhog sisan" (Dasarnya anak ini sudah ndableg/malas, tidak punya etika lagi)
"Ancene arek iki wes methel, ndlodhog sisan" (Dasarnya anak ini sudah ndableg/malas, tidak punya etika lagi)
"Uwong
kok METHEL..dikongkon umbah-umbah ae kok gak gelem" (Orang kok malas,
diminta mencuci bajunya saja kok tidak mau)
“Dituturi gak di reke'n
dasarr methel..” ((sudah dinasehati kok tetap tidak
diindahkan, Dasar anak ndablek)
Saat ini, kosakata
ini masih digunakan hanya oleh beberapa kalangan warga Surabaya tertentu, akan
tetapi bagi generasi muda, methel sudah sangat jarang digunakan. jo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar